Belajar “Bersyukur” kepada Mereka

Leave a comment

June 20, 2013 by mochhasan

Saya mau share tentang anak maba 2013 yang mengajari saya bersyukur. Anak kampung ini diterima di jalur SNMPTN UNDANGAN di Pendidikan Dokter FKUI. Orangtuanya hanya tukang kayu yang pendapatannya sekitar 2 juta.

Dengan pendapatan yang kecil, pasti 5 tanggungan dan 3 anak yang masih sekolah menjadikan orang tua maba ini menjalani harinya dengan sangat sederhana. Hebatnya anak ini bercerita ke saya dengan mantab saat wawancara kemarin kalau keluarganya sebenarnya mampu, tapi Bidik Misi akan membantu ayahnya.

Dia bilang kami hidup bahagia. Saya tanya kenapa daftar bidik misi kalau mampu? Dia jawab karena beasiswa adalah capaian prestasi. Anak lugu yang cerdas ini mungkin tidak tahu berapa bayar uang kos di Kenari tapi dia tahu apa itu qonaah (merasa cukup) & iffah (menjaga kemuliaan diri). Saat lulusan FEUI menganggap gaji fresh graduate dibawah 6 juta kecil, 2 juta untuk keluarga ini masih lebih dari cukup.

Listrik rumahnya 450 VA. Photo rumahnya menunjukkan dinding tidak terplester dan perabot yang sangat sederhana. Tapi dia ingin menjadi Dokter.

Saat orang menjadi dokter buat sebagian orang adalah jalan untuk kaya raya, anak kampung ini ingin menjadi orang yang bisa membantu banyak tetangganya.

Saat calon penerima bidik misi lain yang rumahnya lebih bagus dari dia bercerita dengan berurai airmata, anak ini bercerita kebahagiaanya dengan ceria. Harta itu memang bukan tentang jumlah, tetapi tentang keberkahan. Setiap tetes keringat ayahnya yang tukang kayu adalah tetesan rahmat Tuhan bagi keluarganya. 

Kemarin, di balairung UI, di siang hari yg terik, hati saya mendadak basah. Semoga anak ini bisa survive dengan dinamika kehidupan FKUI.

Semoga hatinya tetap bening dan akhlaqnya tetap mulia. Semoga sukses menjadi Dokter. Indahnya hidup di kampus adalah membuat hati ini terus optimis kalau masa depan Indonesia kedepan akan cemerlang…

Itu buat renungan kita.

(by @banumuhammad)

Leave a comment